Sudah lama tak membuat tulisan, tapi tak tahu juga mau membuat tulisan apa.
Senin, 24 Maret 2025
Jumat, 25 Oktober 2024
Oktober - Keputusan Ajaib Di Luar Idealisme
Oktober ini bisa dibilang masa di mana aku banyak mengambil keputusan. Tentunya keputusan untuk masa depanku yang semoga bisa menjadi lebih baik ke depannya.
Di awali dengan masa depan kantor yang sangat tidak jelas, apalagi semenjak kepemimpinan baru, tentu saja tempat kerjaku ini harus direorganisasi. Harapan untuk bisa dilantik menjadi JF dalam waktu dekat sangat gelap untuk dilaksanakan. Kelulusan uji kompetensi sejak 7 bulan yang lalu sepertinya hanya akan menjadi kenang-kenangan yang akan segera kadaluarsa. Kekecewaanku terhadap manajemen pegawai sepertinya sudah dalam tahap mati rasa hingga aku merasa bodo amat.
Kekecewaan tersebut menimbulkan inisiasi baru dalam hidup. Rasa idelisme yang aku pupuk dari semenjak lulus kuliah, yaitu bekerja harus di bidang sesuai dengan titel sarjanaku, akan aku kubur dalam-dalam. Aku yakin bahwa Allah akan memberikan rezeki dari berbagai jalan tidak dari jalan yang aku pikirkan. Mulai sekarang, setiap ada jalan dan kesempatan harus dicoba, siapa tahu itulah jalan menggapai rezeki.
Salah satu keputusan besarku yang pertama adalah mengambil kuliah sarjana lagi. Ide ini sudah aku pikirkan sejak tahun 2020 dan baru terlaksana di tahun 2024 ini. Berbagai pertanyaan dan hujatan tentu aku dapatkan, tapi aku tetap ambil keputusan ini sebagai salah satu jalan untuk menjemput kesempatan rezekiku. Aku mengambil program sarjana Sastra Inggris di salah satu kampus swasta di Jakarta. Tujuan utamanya tentu untuk mendukung keinginanku untuk mengambil program doktoral. Bisa lancar menulis dan berbicara. Tapi aku juga ingin menjadi guru les Bahasa Inggris sebagai kegiatan freelance-ku kelak.
Keputusanku lainnya adalah mengambil training untuk menjadi Yoga Teacher. Memang pelatihannya dimulai awal tahun 2025, tapi memang keputusannya harus di mulai di Oktober ini. Aku langsung melunasi pembayaran untuk pelatihan nanti. Menjadi guru yoga juga menjadi incaranku sebagai freelancer.
Kedua ide itu muncul begitu saja sebagai bentuk stress realease-ku. Aku rasa keluar dari idealisme membantuku lebih sehat dalam berpikir. Tentunya keputusan ini selalu didukung oleh teman-temanku. Bahkan sebelum aku mulai pelatihan yoga, sudah ada dorongan untuk mengambil program olah raga lain. Namun tentunya, keputusan itu harus dipikirkan sebaik mungkin. Aku pun harus menyiapkan fisikku lebih hebat lagi.
Aku sangat bersyukur sekali diberi kesempatan ini oleh Allah. Semoga aku bisa menjalaninya dengan baik dan memanfaatkan semua pemebrian Allah yang ada di tubuhku ini dengan baik.
Senin, 16 September 2024
Kekhawatiran Komunikasi
Sehubungan aku lagi membaca buku berjudul Intercultural Communication, jadi terpikir untuk membahas sedikit tentang komunikasi. Lebih tepatnya proses pembelajaran komunikasi yang terjadi dalam diri aku. Aku pikir ini menjadi penting baik bagi proses pengembangan diri maupun pengembangan pada anak-anak yang akan kita miliki.
Ketika mencoba melakukan asesmen terkait kekhawatiran dalam komunikasi, hampir semua jawabannya adalah sangat khawatir. Artinya, aku mengalami kekhawatiran yang sangat tinggi ketika harus bertemu dan berkomunikasi dengan orang lain. Rasa khawatir itu lebih ke takut apa yang aku inginkan dalam komunikasi itu tidak tercapai.
Misalnya, aku gugup ketika akan bertemu dengan atasan. Sebelum bertemu sering kali aku berlatih dulu apa yang akan aku sampaikan. Bahkan jika rasa takutku sangat tinggi, aku memilih untuk tidak bertemu atasan. Padahal tujuan aku ingin bertemu atasan untuk meminta izin cuti. Rasa takut ini tidak terjadi pada semua atasan, hanya atasan tertentu yang menurutku memiliki mood swing.
Contoh lainnya adalah ketika bertemu dengan orang yang tidak dikenal. Semisal aku tersesat aku lebih percaya google dibandingkan bertanya. Ada ketakutan berbicara ngalor ngidul dan ditanya hal-hal personal yang tidak aku ingin jawab. Kadang pula aku merasa dicurigai oleh orang lain ketika aku mau bertanya sesuatu.
Satu contoh lagi adalah ketika aku harus menjelaskan hal yang tidak aku pahami dengan baik. Rasa takutku pada orang yang bertanya detil dan aku tidak dapat menjawabnya. Rasa takut dianggap bodoh pun sangat besar. Sehingga aku cukup menghindari komunikasi semacam itu.
Tapi dibalik itu semua. Aku ingin bisa berbicara dan menjelaskan sesuatu pada orang banyak. Hanya saja untuk berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal atau yang tidak selevel butuh persiapan yang lebih matang.
Dalam bukunya Neuliep yang berjudul Intercultural Communication A Contextual Approach, mengatakan ada empat tipe kekhawatiran komunikasi, yaitu:
- Kebiasan atau sifat seseorang. Pada dasarnya orang itu memang punya sifat yang tertutup selama bertahun-tahun. Inilah yang menyebabkan orang ini khawatir jika akan melakukan komunikasi dengan orang lain.
- Kekhawatiran karena konteks tertentu. Jika ada tema atau pembahasan tertentu orang ini akan menjadi panik dalam berkomunikasi.
- Kekhawatiran karena audiensnya.
- Kekahwatiran yang tergantung situasi, ini gabungan antaran kekhawatiran konteks dan audiens.
Rabu, 11 September 2024
Suka Duka Nge-gym
Hai sobat.
Kali ini aku mau cerita tentang suka duka menjadi member sebuah gym. Setelah 3 tahun nge-gym sepertinya aku belum menceritakan pengalamanku ini. Pernah satu kali cerita tentang pengalaman konsumsi susu protein di sini: Coba-coba Susu Protein. Tulisan ini akan menjadi pelengkap seri tentang pengalaman kebugaran.
Ketertarikan nge-gym itu sebenarnya sudah lama aku ingin, salah satu kendala terbesar adalah tidak ada teman. Bagi orang yang kurus kerontang, masuk ke tempat gym itu rasanya seperti di-judge oleh orang-orang yang badannya sudah ideal. Belum lagi stigma negatif tentang pria-pria di pusat kebugaran sangat kencang di telinga. Hal tersebut membuat keinginanku untuk berolahraga indoor menjadi goyah. Ditambah lagi sebelum bekerja, tentu belum ada uang untuk mendaftar member gym. Memang dulu sekali, sekitar tahun 2013 atau 2014, aku pernah menjadi member gym bersama 5 orang temanku. Waktu itu harganya cukup ramah di kantong mahasiswa, ya tapi hanya bertahan 1 bulan karena tidak ada yang melanjutkan membershipnya.
Akhirnya setelah sekian lama, dipertengahan 2021, di usia yang akan memasuki 29, aku merasa olah raga itu cukup penting. Pasca pandemi Covid-19, pinggang, leher, dan hampir seluruh bagian tubuh rasanya kaku dan sering sekali pegal-pegal. Kebetulan ada juga teman yang mau join gym juga. Jadi kami bisa menggunakan paket berdua dengan harga yang lebih murah untuk membership selama 1 tahun. Sayangnya, belum sempat join, temanku itu tidak jadi membayar membershipnya, akhirnya aku tetap melanjutkan nge-gym sendiri. Tentunya dengan bantuan Personal Trainer karena aku buta sekali mengenai dunia gym. Meskipun aku merasa sangat terlambat, apalagi jika melihat anak-anak usia 20 tahunan, badannya sudah bagus-bagus.
Tidak ada body goals, aku hanya ingin lebih fit. Tapi ya tentu punya badan bagus juga bonus yang ingin aku dapat, ya setidaknya ada buktinya lah ya. Memang aku bukan orang yang suka memposting foto selfie untuk memperlihatkan progress selama aku nge-gym. Tapi memang, secara fisik dari Juni - Desember 2021, tidak ada perubahan yang berarti. Hal ini dikarenakan sempat berhenti latihan akibat diberlakukan kembali PPKM. Mulai Januari - September 2022, aku melakukan latihan mandiri sesuai ilmu yang diberikan oleh PT-ku.
Hasil nge-gym selama satu tahun sudah pasti badan lebih fit, segar, dan kuat tapi secara fisik tidak ada perubahan sama sekali. Padahal, aku mengkonsumsi susu protein juga sampai mengalami masa jerawatan yang cukup parah. Dan satu hal yang bikin aku kesal banget adalah ketika ada yang bilang: "Lu udah nge-gym setahun kok ga ada perubahan? Lu kenapa jerawatan parah gitu?". Pertanyaan tamparan yang sungguh menyakitkan ulu hati dan sanubari, sampai aku mengalami mental down dan malas buat nge-gym lagi karena merasa useless. Ditambah lagi, di tempat gym lama itu, aku juga sudah mulai mengalami ketidakbetahan karena loker ruang ganti yang ada kecoak kecil-kecilnya dan mantan PT-ku meminjam uang tanpa mengembalikannya sampai hari ini. Fix aku off nge-gym.
Seminggu sebelum membership-ku habis, aku terkena Covid dan harus isolasi mandiri di rumah. gejala-gejala kurang fit, badan kaku, dan pegal-pegal terjadi lagi. Sepertinya aku harus kembali berolahraga. Ini juga momen yang tepat aku pindah tempat gym. Di September 2022, aku resmi jadi member tempat gym baru yang lebih dekat dengan rumah, meskipun peralatannya sedikit dan clubnya kecil, aku enjoy nge-gym di sana. banyak variasi gerakan yang bisa aku lakukan berbekal ilmu PT-ku dulu. Meskipun kadang suka iri melihat member-member sana yang badannya sudah pada jadi. Tapi tetap aku percaya diri karena ini bukan pertama kalinya aku nge-gym, sebelumnya sudah 1 tahun kan?
Selama perjalan nge-gym itu, aku menyadari bahwa setiap individu punya sistem tubuh yang berbeda-beda. Bagaimana dalam kecepatan metabolisme, pembentukan otot, endurance, dan lain sebagainya. Dan aku sebagai salah satu orang yang lambat itu semua. Konsumsi susu protein secara teratur, ditambah dengan tribulus dan creatine tidak membuat otot lebih cepat berkembang, tidak membuat strenght dan endurance lebih cepat meningkat. Hal yang meningkat hanya hopeless, hingga akhirnya aku mencoba beralih ke kelas cardio karena semakin sering latihan beban, hanya membuat aku tambah stress ditambah dengan melihat orang lain yang progress-nya sangat-sangat cepat.
Seiring dengan berjalannya waktu, aku mulai tertarik dengan kelas. Mulai dari Kpop Dance, Core, Zumba, Muaythai, Bodycombat, Yoga, Pilates, Strong Nation, Poundfit, dan Bodypump. Aku mulai nyaman di kelas karena aku cuma mengikuti arahan instruktur saja, tanpa peduli melihat orang lain. Berbeda dengan latihan alat, yang setiap kali latihan serasa di-judge member lain. Seiring berjalannya waktu mengikuti kelas, benefit yang aku dapatkan adalah lebih meningkatnya stamina dan yang pasti punya banyak teman. Aku tidak sepenuhnya meninggalkan latihan beban, aku terus berusaha mengimbanginya meskipun lebih banyak cardionya. Tapi dengan pola latihan seperti ini aku lebih nyaman. Memang rasa insecure masih ada karena just a little progress yang aku rasakan tapi aku enjoy.
Beberapa hal yang aku pelajari setelah hampir 3 tahun rutin berolahraga, antara lain:
- Olahraga itu investasi masa depan. Semakin bertambahnya usia, tentu tubuh kita akan terus mengamai penuruman kualitas. Dengan berolahraga, penyakit-penyakut yang biasanya terasa di usia senja bahkan ada yang mengalaminya di usia produktif bisa terhindar. Tentunya enggak cuma dengan berolahraga saja, tetapi harus diimbangi dengan makan-makanan yang sehat serta pikiran yang positif.
- Setiap orang punya tubuh yang berbeda-beda. Aku menyadari masa kecilku yang penuh keterbatasan membuat asupan nutrisiku tidak sempurna. Hal inilah yang membuat perkembangan tubuhku juga cenderung lambat, termasuk dalam proses pembentukan otot. Aku masih berupaya menghilangkan pikiran negatif setiap melihat orang-orang yang sudah jadi. Percayalah bahwa orang-orang tersebut juga punya proses, aku pun begitu meskipun mungkin lebih lama dari mereka.
- Teman, ya itu benefit yang tidak masuk dalam goals tapi aku dapatkan. Teman-teman yang suportif, mau berjuang bersama. Apapun tujuan mereka saat jadi member, tidak membuat kami terpecah. Memang namanya pertemanan pasti ada yang aneh, tapi untuknya secara umum teman-teman yang bertahan sampai sekarang cukup baik.
Senin, 02 September 2024
Rekomendasi Parfum Murah, Tahan Lama, dan Wanginya Enak Banget
Selasa, 13 Agustus 2024
Fiksi Seru Supaya Kamu Lebih Bersyukur
Senin, 08 Juli 2024
Jangan Angkuh
Kadang manusia tidak sadar kalau dirinya angkuh.
Kadang manusia tidak sadar kalau dirinya merasa paling tahu.
Kadang manusia tidak sadar kalau duniawi itu hanya sementara.
Semakin bertambahnya usia, semakin bertambah pengalaman tentunya akan ada rasa menjadi 'si paling'. Tentu aku juga merasakan hal tersebut ketika merasa berada di fase 'puncak'. Namun untungnya, aku segera tersadar bahwa fase 'puncak' itu bukan apa-apa. Bahkan tidak pantas untuk dibanggakan, bahkan lebih berpotensi takabur. Masih banyak hal yang harus digabai dibanding harus bersukaria atas hal yang belum ada apa-apanya. Sadar tentunya bukan tiba-tiba saja, tetapi dengan diambil fase tersebut dan menjadi sebuah batu hiasan saja yang menjadi pelengkap walau tak jelas fungsinya apa.
Allah Maha Baik. Si batu hiasan ini meskipun tak dianggap di rumah sendiri, namun bisa berguna di tepat lain. Batu ini bisa menjadi komponen yang menggerakkan suatu sistem dan juga bisa menjadi pencerah pada batu-batu muda yang baru tercipta dan akan memasuki dunia baru. Selain itu, aku juga belajar menjadi seorang murid di sebuah kelas pelatihan dan olah raga. Hal ini menyadari bahwa setiap orang punya kemampuan masing-masing, setiap orang punya keahlian masing-masing, setiap orang belajar dari orang lain, setiap orang tidak bisa serakah memiliki berbagai kemampuan, setiap orang bisa menjadi guru maupun bisa menjadi murid. Artinya jangan pernah sombong atas kemampuan yang kita miliki. Berbagi boleh tapi jangan pernah merasa jadi "si paling". Di atas langit masih ada langit, di bawah tanah masih ada lapisan tanah berikutnya. Boleh ambisius tapi jangan pernah merendahkan orang lain, boleh mengagumi orang lain tapi jangan sampai mengagungkan kecuali Rasullullah yang memang teladan bagi seluruh umat.
Memang, hampir semua yang ada di dunia ini tidak bisa kita kontrol, tidak bisa mengikuti sesuai dengan yang kita inginkan. Tapi ingat kata Filosofi Teras, kita bisa mengontrol apa yang bisa kontrol. Kalau kita ingin menjadi nomor 1, kita bisa berjuang sebaik mungkin, bukan menjatuhkan saingan kita. Kalau kita tidak mau bergunjing, maka jauhilah orang yang bergunjing, bukan berusaha menutup mulut orang lain.
Benar kata orang, banyak belajar dan mencari ilmu kaya padi yang matang. Semakin berisi semakin merunduk, tidak sombong. Aku harus banyak belajar menjadi seperti padi karena pada dasarnya aku seperti padi yang ga matang-matang. Hehe.
-
Sudah lama tak membuat tulisan, tapi tak tahu juga mau membuat tulisan apa.
-
Apakah ada yang tahu apa itu Otem? Otem adalah obat herbal yang terbuat dari madu alami. Otem ini digunakan untuk mata. Penggunaan O...
-
Sejak masuk kuliah di tahun 2011, saya memutuskan untuk menjadi perantau. Sebagai perantau tentu saja saya harus menyewa kamar kost untuk da...
-
Sakit gigi akibat tumbuhnya geraham bungsu memang sangat menyakitkan, apalagi di usia dewasa ini. Pengalaman pertama saya cabut gig...