Jangan Angkuh
![Gambar](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj5CP2F2DdDwyQfjbCSPeF5iM2rYzIatFcPRZMZv1whm3QBbiq4_dQ97M3b5NxWh1UeMW1KEgqL8MVsUtVootUrikv83uQNxM_jiKtND-lzQ0Pp8pvIruNhQnEmmBXoL5Q9TwSS0G_u4CACzo7bcuXAQ3HGlt_pyEBxQ0uir9TlfBludWO33uLh3GzitFh/w360-h640/jangan-angkuh-kadang-manusia-tidak-sadar.jpeg)
Kadang manusia tidak sadar kalau dirinya angkuh. Kadang manusia tidak sadar kalau dirinya merasa paling tahu. Kadang manusia tidak sadar kalau duniawi itu hanya sementara. Semakin bertambahnya usia, semakin bertambah pengalaman tentunya akan ada rasa menjadi 'si paling' . Tentu aku juga merasakan hal tersebut ketika merasa berada di fase 'puncak' . Namun untungnya, aku segera tersadar bahwa fase 'puncak' itu bukan apa-apa. Bahkan tidak pantas untuk dibanggakan, bahkan lebih berpotensi takabur. Masih banyak hal yang harus digabai dibanding harus bersukaria atas hal yang belum ada apa-apanya. Sadar tentunya bukan tiba-tiba saja, tetapi dengan diambil fase tersebut dan menjadi sebuah batu hiasan saja yang menjadi pelengkap walau tak jelas fungsinya apa. Allah Maha Baik. Si batu hiasan ini meskipun tak dianggap di rumah sendiri, namun bisa berguna di tepat lain. Batu ini bisa menjadi komponen yang menggerakkan suatu sistem dan juga bisa menjadi pencerah pada batu-ba