Minggu, 01 November 2020

Grasak- grusuk Beli Rumah




Bisa dibilang tulisan ini merupakan lanjutan dari series tentang kegalauan punya hunian yang telah berlangsung sejak tahun 2019 yang lalu. Secara singkat, pada tahun 2019 yang lalu ketika saya sudah dipastikan bekerja dan menetap di Jakarta, ada suatu keinginan untuk memiliki sebuah tempat hunian (Baca: Pilah-pilih Hunian di Jabodetabek). Keinginan tersebut sempat memudar karena ada wacana bahwa ibu kota akan pindah. Namun ketika saya memutuskan untuk menyewa sebuah rumah, terjadilah sebuah intrik yang membuat keinginan untuk mempunyai hunian sendiri mencuat kembali (Baca: Curhatan Rumah Sewa dan Hasrat Ingin Memberli Rumah; Ketidakberesan Sang Pemilik Kontrakan). 

Keruwetan-kurewetan tersebut semakin bertambah ketika mengalami permasalahan dengan teman satu kontrakan sehingga rasa ingin segera pergi sangat berkobar. Tentunya, Tuhan memberikan hidayah melalui ide untuk menyewa sebuah unit apartemen. Namun ide tersebut kemudian terus berkembang, hingga akhirnya saya memutuskan dengan mantap untuk membeli sebuah unit apartemen murah di wilayah Jakarta Utara.

Keyakinan untuk membeli sebuah unit apartemen tentunya bukan perkara mudah. Sehubungan saya bukan dari keluarga yang mempunyai harta yang tak habis dalam tujuh turunan, tentunya skema pembiayaan yang bisa saya lakukan adalah dengan mencicil alias Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Kemampuan finansial saya menjadi tolak ukur perdana, seberapa lama saya mampu mencicil. Saya pun telah menonton berbagai reviu terkait KPA, khususnya pengalaman orang-orang. KPA atau KPR merupakan komitmen jangka panjang, selain itu apartemen atau rumah merupakan aset yang tidak bergerak. Artinya selain kemampuan finansial, lokasi juga sangat menentukan agar komitmen jangka panjang tersebut dapat dijalankan dengan asyik tanpa ada rasa menyesal.

Setelah berkonsultasi dengan orang yang berpengalaman, khususnya orang tua sendiri, maka mantaplah saya berhutang pada bank selama 20 tahun untuk memiliki sebuah unit apartemen. Berhubung saya masih single, tentunya seluruh keputusan saya ambil sendiri dengan tujuan untuk kehidupan saya yang lebih baik. Ini merupakan pengalaman pertama saya dalam berkomitmen kepada bank dengan nilai pinjaman yang sangat besar. Alhamdulillah, seluruh proses akad kredit dan hal yang berhubungan dengan kenotariatan berjalan dengan lancar. Sebelumnya, saya cukup pusing juga karena harus menguras tabungan walaupun saya sudah mengambil nilai down payment terendah, yaitu 5% tetapi biaya akad dan lain-lain membuat saya sesak nafas. Intinya, memang segala biaya harus disiapkan dan jangan terkejut jika biaya tersebut membuat dompet Anda langsung kering-kerontang.

Setelah serah terima kunci, unit tersebut tidak dapat langsung dihuni. Namanya juga rumah murah, tentu harus direnovasi terlebih dahulu. Ini bukan apartemen premium yang tinggal bawa koper langsung huni. Tentu saja, saya harus menyiapkan budget lagi untuk merenovasi unit apartemen tersebut. Awalnya, saya memutuskan untuk melakukan renovasi dengan budget super minim. Namun terjadilah drama antara saya dengan papa. Papa mempunyai saran dan keinginan yang luar biasa baik demi kelayakan hidup anaknya yang akan tinggal di unit apartemen tersebut. Tapi tentuya, saran tersebut tidak dapat saya penuhi karena hal tersebut akan menyebabkan over-budget dari apa yang saya rencanakan. Namun setelah berpikir cukup panjang, akhirnya saya mencari alternatif pembiayaan lain dan berusaha memenuhi saran dari papa sebisanya.

Berhubung saya bukan orang Jakarta, tentunya saya harus berusaha sendiri dalam melakukan renovasi. Mulai dari mencari tukang hingga material yang dibutuhkan. Untungnya saya hidup bukan di zaman batu, tapi di zaman yang mana akses internet menjadi prioritas kehidupan. Seluruh kebutuhan renovasi, saya pesan secara online. Untungnya sampai saat ini, semuanya berjalan dengan lancar. Meskipun saya sangat merasa letih, apalagi harus disambi dengan bekerja. Namun, untungnya lagi ada libur panjang yang membuat saya bisa fokus dengan masalah renovasi ini.

Hingga saat ini renovasi masih berjalan dan telah berprogres hingga 50%. Jika semuanya telah selesai, saya akan bagikan video room tour unit saya. Semoga bisa membantu teman-teman yang punya budget pas-pasan dalam melakukan renovasi.

Kekhawatiran Komunikasi

Sehubungan aku lagi membaca buku berjudul  Intercultural Communication , jadi terpikir untuk membahas sedikit tentang komunikasi. Lebih tepa...