Sabtu, 01 Januari 2022

[1] Jurnal Mahasiswa Tata Kota - Prolog


oleh: Diva Teguh R.

"Mah, akhirnya Aksa pulang", teriakku ketika memasuki rumah.

Seorang wanita berusia 50 tahunan keluar kamar dan menyambutku dengan senyuman, "Iya, ganti baju dulu sana terus makan yang banyak".

"Iya mah", jawabku sambil menaiki anak tangga menuju lantai dua.

Saat ini aku sedang berada di rumah. Rumah tempat aku hidup bersama kedua orang tuaku sejak umur satu tahun hingga delapan belas tahun. Lebih tepatnya yang tinggal di rumah ini hanya mamah dan kakak perempuanku sedangkan papah tinggal di Jakarta. Papah pulang dua minggu sekali. Jarak antara Jakarta dan Bandung pun tidak jauh sehingga papah sama mamah bisa kangen-kangenan dua minggu sekali.

Memasuki kamarku yang sebenarnya jauh lebih mirip dengan gudang, ku melihat barang-barang bertumpuk tidak karuan. Sudah empat tahun lalu aku meninggalkan kamar ini karena harus menetap di Jakarta untuk bekerja. Ya, sudah empat tahun aku tinggal di Jakarta namun berbeda tempat tinggal dengan papah.

Kebetulan di hari ini, tepatnya tadi pagi, aku sedang ada kerjaan di Bandung. Jadi hari ini aku pulang ke rumah sendiri, tidak seperti biasanya bersama papah. Setiap diberi waktu satu hari freetime, aku pasti menyempatkan pulang ke rumah. Bertemu dengan mamah.

Kulihat lemari tua di samping tempat tidurku, milik nenekku yang telah meninggal 20 tahun yang lalu. Lemari kokoh yang terbuat dari kayu jati ini dulunya difungsikan sebagai lemari pakaian. Namun karena aku memiliki lemari pakaian sendiri, akhirnya aku fungsikan sebagai lemari buku. Aku buka lemari tua itu, isinya adalah tumpukan buku dari sekolah dasar hingga kuliah. Tidak heran, karena mamahku sangat senang mengoleksi barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi. Entah apa alasannya.

Di bagian bawah lemari tua itu, ada tiga binder yang gemuk karena terlalu banyak diisi kertas. Kubuka satu per satu, ternyata berisi catatan kuliahku dulu. Sepuluh tahun yang lalu, sebenarnya sudah ada teknologi yang namanya laptop atau komputer jinjing. Entah kenapa menulis di kertas biasa kemudian disalin kembali di kertas binder dengan menggunakan tinta warna-warni menjadi kebiasaanku sejak SMP.

Sebagai mahasiswa teknik perencanaan wilayah dan kota tentunya berbeda dengan mahasiswa teknik lainnya. Jurusan teknik lain catatan perkuliahannya pasti dipenuhi oleh rumus-rumus rumit bahkan gambar-gambar kaku sedangkan catatanku berisi tulisan semua, terkadang terdapat gambar peta perkotaan dua dimensi yang memperlihatkan penglihatan dari udara. Untungnya tulisanku rapi dengan tinta warna pastel itu membuatku lebih mudah memahami pembelajaran. Sebagai seorang anak lelaki, tulisanku jauh lebih baik dari anak perempuan!

Kupejamkan mata sejenak, megingat-ingat masa-masa menjadi mahasiswa di Jogja, belajar mengenai tata kota dan wilayah, hingga akhirnya lulus dan bekerja.

"Aska! Ayo makan dulu, katanya belum makan tadi siang", suruh mamah yang tiba-tiba masuk kamarku.

"Oh iya mah", jawabku sambil menaruh binder-binder itu di atas meja dan turun ke lantai bawah untuk menikmati masakan mamah.

Next - Upaya Persiapan >>

1 komentar:

  1. Hard Rock Hotel & Casino: The Hard Rock Hotel & Casino - DrmCD
    Hard Rock Hotel & Casino in 밀양 출장마사지 Biloxi, 안양 출장샵 MS features deluxe accommodations, fine dining, 출장샵 a 상주 출장마사지 wide variety 용인 출장샵 of entertainment attractions and shopping.

    BalasHapus

Kekhawatiran Komunikasi

Sehubungan aku lagi membaca buku berjudul  Intercultural Communication , jadi terpikir untuk membahas sedikit tentang komunikasi. Lebih tepa...