Oktober ini bisa dibilang masa di mana aku banyak mengambil keputusan. Tentunya keputusan untuk masa depanku yang semoga bisa menjadi lebih baik ke depannya.
Di awali dengan masa depan kantor yang sangat tidak jelas, apalagi semenjak kepemimpinan baru, tentu saja tempat kerjaku ini harus direorganisasi. Harapan untuk bisa dilantik menjadi JF dalam waktu dekat sangat gelap untuk dilaksanakan. Kelulusan uji kompetensi sejak 7 bulan yang lalu sepertinya hanya akan menjadi kenang-kenangan yang akan segera kadaluarsa. Kekecewaanku terhadap manajemen pegawai sepertinya sudah dalam tahap mati rasa hingga aku merasa bodo amat.
Kekecewaan tersebut menimbulkan inisiasi baru dalam hidup. Rasa idelisme yang aku pupuk dari semenjak lulus kuliah, yaitu bekerja harus di bidang sesuai dengan titel sarjanaku, akan aku kubur dalam-dalam. Aku yakin bahwa Allah akan memberikan rezeki dari berbagai jalan tidak dari jalan yang aku pikirkan. Mulai sekarang, setiap ada jalan dan kesempatan harus dicoba, siapa tahu itulah jalan menggapai rezeki.
Salah satu keputusan besarku yang pertama adalah mengambil kuliah sarjana lagi. Ide ini sudah aku pikirkan sejak tahun 2020 dan baru terlaksana di tahun 2024 ini. Berbagai pertanyaan dan hujatan tentu aku dapatkan, tapi aku tetap ambil keputusan ini sebagai salah satu jalan untuk menjemput kesempatan rezekiku. Aku mengambil program sarjana Sastra Inggris di salah satu kampus swasta di Jakarta. Tujuan utamanya tentu untuk mendukung keinginanku untuk mengambil program doktoral. Bisa lancar menulis dan berbicara. Tapi aku juga ingin menjadi guru les Bahasa Inggris sebagai kegiatan freelance-ku kelak.
Keputusanku lainnya adalah mengambil training untuk menjadi Yoga Teacher. Memang pelatihannya dimulai awal tahun 2025, tapi memang keputusannya harus di mulai di Oktober ini. Aku langsung melunasi pembayaran untuk pelatihan nanti. Menjadi guru yoga juga menjadi incaranku sebagai freelancer.
Kedua ide itu muncul begitu saja sebagai bentuk stress realease-ku. Aku rasa keluar dari idealisme membantuku lebih sehat dalam berpikir. Tentunya keputusan ini selalu didukung oleh teman-temanku. Bahkan sebelum aku mulai pelatihan yoga, sudah ada dorongan untuk mengambil program olah raga lain. Namun tentunya, keputusan itu harus dipikirkan sebaik mungkin. Aku pun harus menyiapkan fisikku lebih hebat lagi.
Aku sangat bersyukur sekali diberi kesempatan ini oleh Allah. Semoga aku bisa menjalaninya dengan baik dan memanfaatkan semua pemebrian Allah yang ada di tubuhku ini dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar